Genangan Air Jadi Keluhan Warga Sepaso, Pembuatan Parit Tak Kunjung Direalisasikan

Bagikan Berita

Kutai Timur, Kalimantan timur. ParTimeNews.com Keluhan tak kunjung berakhir dari warga Desa Sepaso Induk, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Masyarakat mengkhawatirkan genangan air limbah rumah tangga yang mengalir ke jalan karena tidak adanya parit di sepanjang bahu jalan umum yang berstatus sebagai ruas jalan provinsi tersebut.

 

Genangan air yang kerap menutup badan jalan menimbulkan lumut hingga menyebabkan jalan licin, sehingga membahayakan pengguna jalan. Persoalan ini terus mencuat dan menjadi topik utama dalam setiap forum pembahasan tingkat desa, termasuk Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbang).

 

Kepala Desa Sepaso, saat ditemui awak media, mengaku pihaknya telah berulang kali mengusulkan pembangunan parit menggunakan paving block kepada pemerintah kabupaten maupun provinsi. Namun, hingga kini belum ada realisasi nyata.

 

“Boleh dicek ke provinsi atau kabupaten, sudah berapa kali kami usulkan pembuatan parit ini. Tapi sampai sekarang belum terealisasi,” ujarnya (19/11/2025).

 

Keluhan serupa disampaikan warga setempat yang enggan disebutkan namanya.

 

“Dari dulu masalahnya itu-itu saja. Air pembuangan rumah warga karena tidak ada parit di pinggir bahu jalan,” tuturnya.

 

 

Selain menyebabkan ketidaknyamanan, warga menilai kondisi ini berpotensi memicu kecelakaan lalu lintas, terutama saat hujan turun dan air semakin banyak menggenang.

 

 

Beberapa Ketua RT di Desa Sepaso juga menyampaikan kegelisahan masyarakat kepada pemerintah baik tingkat kabupaten maupun provinsi guna segera melakukan upaya penanganan permanen.

 

Mereka berharap adanya tindakan nyata, bukan sekadar janji dan pembahasan setiap tahun.

 

Masyarakat Sepaso berharap Pemerintah Kabupaten Kutai Timur maupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dapat memberikan perhatian serius dan segera membangun parit di sepanjang bahu jalan lintas provinsi yang melintasi kawasan tersebut.

 

Upaya itu dinilai sangat penting untuk:

 

✔ Mengurangi aliran air pembuangan menuju badan jalan

✔ Mencegah licinnya permukaan jalan yang membahayakan pengguna

✔ Menjaga keselamatan masyarakat dan pengendara yang melintas

 

Warga berharap pemerintah tidak menunggu terjadinya insiden besar sebelum bertindak.

 

“Jangan sampai ada korban dulu baru dikerjakan,” keluh seorang warga lain.

 

S. Bahri


Bagikan Berita

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *