Toba, PartTimeNews.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Toba, Augus Sitorus, menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 1 Laguboti. Langkah ini diambil setelah insiden dugaan keracunan yang menimpa puluhan siswa pada Rabu lalu. Jumat, (17/10/25).
Sekda memastikan kegiatan penyediaan makanan oleh Yayasan Namora Tama Berkarya dihentikan sementara hingga hasil investigasi
Peristiwa ini terjadi pada Rabu lalu, saat pelaksanaan program MBG di SMP Negeri 1 Laguboti. Sebanyak 84 siswa diduga mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disajikan dalam program tersebut. Pemerintah daerah segera bergerak cepat melakukan peninjauan dan penanganan medis di beberapa rumah sakit.
Hingga Kamis malam, kondisi para siswa dilaporkan mulai membaik. Sebagian besar telah diperbolehkan pulang, sementara 10 siswa masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sekda menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Menindaklanjuti kejadian tersebut, Sekda Augus Sitorus menyampaikan bahwa pihaknya telah memanggil pengelola dapur MBG melalui koordinator SPPG (Satuan Pelaksana Program Pemberian Gizi). Hal ini dilakukan guna memastikan seluruh proses penyediaan makanan memenuhi standar kelayakan gizi dan keamanan pangan.
Selain itu, Augus Sitorus menginstruksikan Miranda Sihombing, selaku Koordinator SPPG Kabupaten Toba, untuk melaporkan kejadian ini kepada Badan Gizi Nasional (BGN) Pusat. Hasil uji laboratorium dari BPOM akan menjadi dasar keputusan apakah program dapat kembali dilanjutkan atau perlu perbaikan menyeluruh terhadap SOP pelaksanaan MBG.
Sekda Augus Sitorus menegaskan bahwa program MBG merupakan program nasional yang baik, namun harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh pemangku kepentingan, terutama di tingkat daerah.
Menurut Augus Sitorus, setiap dapur MBG wajib memiliki ahli gizi bersertifikat, serta fasilitas penyimpanan memadai seperti freezer dan showcase. Ia juga menekankan pentingnya pencatatan bahan makanan, tanggal kedaluwarsa, serta sterilisasi bahan mentah seperti sayur, buah, dan daging sebelum diolah.
Dalam proses penanganan, Sekda Augus Sitorus menyampaikan bahwa pihak SPPG telah berkoordinasi dengan Yayasan Namora Tama Berkarya untuk menanggung seluruh biaya pengobatan siswa yang terdampak. Pemerintah memastikan langkah cepat dan tanggung jawab sosial tetap dijalankan oleh pihak penyedia.
Sekda Augus Sitorus mengungkapkan bahwa saat ini terdapat enam dapur MBG yang beroperasi di wilayah Kabupaten Toba. Namun, untuk sementara waktu, hanya dapur yang melayani SMP Negeri 1 Laguboti yang dihentikan operasionalnya.
Ia juga menyebutkan bahwa dapur MBG lainnya tetap berjalan dengan pengawasan ketat, sembari menunggu hasil evaluasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) Pusat dan rekomendasi dari BPOM.



